| 0 komentar ]

Suasana kebaktian pemuda memang selalu semarak. Gedubrak-gedabruk band menjadi ciri kebaktian-kebaktian pemuda di GKJW saat ini. Tentu saja tidak salah wong itu bagian dari ekspresi jiwa muda. Jadi ya sah-sah saja! Pokoknya ndak pakai tripping(ini istilah lama untuk godhag-godheg ekstase ngawur). Hari ini tema kebaktian "Jangan memandang muka(LAI)" atau "Jangan membeda-bedakan orang berdasarkan hal-hal lahir"(BIS).

Tentunya inti dari bacaan ini adalah bahwa iman itu harus mewujud dalam perbuatan. Dan ini pasti sudah diamini oleh semua orang. Perbuatan yang seperti apa? Perbuatan yang sederhana saja, semisal menghargai siapapun yang kita temui tanpa menaruh curiga lebih dulu. Memanfaatkan setiap pertemuan untuk menghasilkan dan membagi hal yang positif.

Pengalaman yang menggugah adalah ketika acara sudah selesai, saya mengobrol dengan salah satu Pemuda yang ternyata kuliah di Malang. Ada statement yang mengejutkan bagi saya ketika dia berkata,"Saya ke tempat lain kalau ibadah. Lha di Malang ndak ada GKJW lho,bu!?". Spontan saya berkata,"Lho mas, Malang iku Gudange GKJW, onok Talun/Malang, Tulang Bawang, Sukun, Dinoyo, Tunjung Sekar,dst!". "Iya tah,bu! Wah saya ndak tau!"jawabnya.
Pulang ke rumah, saya pikirkan terus kata-kata mas tadi. Akhirnya saya tulis saja di sini daripada bingung dhewe.

| 1 komentar ]

Waktu kuliah (mungkin sampai sekarang) kami-kami ini seringkali melakukan hal yang aneh-aneh dan konyol-konyol. Entah karena kekreatifan kami atau karena kebanyakan stress mikir bayar uang asrama. Tapi ajaibnya waktu itu kami berenam bisa-bisanya berpikir pergi ke Bromo untuk pelesir selesai Ujian Akhir Semester 4 (kalau tidak salah!). Berbekal tekad (soalnya dana tipis tapi bonek!) kami Mas Iwan, Amy Otemusu (dimana dirimu sekarang?), Si Antok, Si Devi dan Si Natael, beserta diri saya berangkat ke Bromo. Pikiran kami nanti tidur di pinggir-pinggir toko atau di mana-lah. Mungkin karena tebalnya iman kami (????) sehingga tidak berpikir bagaimana nanti kalau dinginnya luar biasa dan sebagainya.

Betul! Sesampai di Bromo kami sangat girang,ciaaamikk!.Tetapi dingin yang begitu luar biasa lama – kelamaan menjadi kekhawatiran juga. Masak mau tidur di alam terbuka, bisa-bisa besoknya jadi patung es dan masuk pameran. Maka kami berusaha mencari jalan.

Sambil berpikir, muncul ide yang bagus. Kalau misalnya besok kami benar-benar jadi patung es maka foto ini akan jadi saksi bahwa kami benar-benar manusia. Jadilah kami masuk ke dalam sarung (entah milik siapa sarung itu sudah lupa! Baunya juga tidak teringat lagi). Siapa yang akan motret? Akhirnya kami pilih Amy Otemusu orang Kupang itulah sang juru potrek-nya.
Satu persatu kami masuk ke dalam sarung dengan pikiran yang bersih. Kami yang di dalam sarung itu: Devi cewek Medan yang kelihatan kepalanya saja, lalu laki-laki sebelahnya adalah Natael ( sekarang mereka sudah suami isteri - gara-gara sarung itu…haha- dan bulan depan akan segera punya bayi lagi, anak ke-dua), lalu yang pakai kacamata itu namanya Antok (kabarnya akan segera menikah! Undangannya ya. Nanti kalau pulang kami dibawain wingko lho.Inga…inga…thingg!…hehehe), trus cewek yang satunya yang paling manis itu tentu saja saya (Ih narcisss!hahaha). Dan last but not least yang sepuh dan pakai topi itulah yang namanya mas Iwan. Beliau ini yang memotivasi kami dan meyakinkan kami bahwa meskipun uang sedikit tetapi kami tidak akan jadi patung es di Bromo.( Sameniko wonten pundi, mas?Mbok ngendhangi kula?).

Dan benar, kepiawaian mas Iwan me-lobby memang tidak perlu diragukan lagi. Beliau ini mencari akal sambil jalan-jalan dan akhirnya bertemu siswa-siswa praktek dari SMK Malang yang bekerja di Hotel dan tinggal di sebelah hotel tersebut. Dengan mengerahkan ilmu bahasa Ngalam yang terkenal itu jadilah kami diterima sebagai penginap gratis di wisma mereka. Leganya hati ini bertemu orang-orang murah hati seperti mereka.Tuhan memang baik!!!

| 0 komentar ]

Media itu medium untuk mengirim pesan. Komunikasi dalam Sosiologi bermakna common (bersama). Jadi secara sederhana bisa dikatakan bahwa dalam komunikasi yang penting adalah adanya Sender,Destination dan Feedback. Komunikasi memerlukan medium dan harus memunculkan kesamaan pemahaman. Namun demikian, sekarang ini komunikasi telah mengalami perumitan-perumitan. Revolusi komunikasi yang paling dahsyat menurut Prof. Hotman Siahaan adalah SMS ( Short Message System). Tidak ada siapaun yang mampu membendung penggunaan SMS ini. Bahkan People Power di Filipina juga berawal dari ajakan melalui SMS.
Regulasi pemerintah sekalipun, tidak akan mampu menghapuskan penggunaan SMS. Hanya bisa mengatur penggunaan telepon selular yang harus register dulu,tidak mungkin mengatur kapan orang boleh menulis dalam SMS dan mengirimkannya dan kapan tidak boleh.

Pembicaraan kemudian kembali kepada kekuatan otoritas dan pemilik modal terhadap muatan berita. Sebenarnya fakta media hanya 2 yaitu Fakta Sosiologis (conth. “Ditemukan 200 orang di Madiun Lor keracunan brem.”) dan Fakta Psikologis (conth. “Menurut pendapat Dokter Sugimin, keracunan Brem hanya mungkin disebabkan oleh….).

Ketika fakta-fakta tersebut masuk Media dan dikonstruk sedemikian oleh media maka di sinilah Sosiologi Media mengambil peran kritisnya.

Saat ini menurut beliau, ahli komunikasi telah ketinggalan jauh(keponthal-ponthal) untuk membuat etika Media.Sementara Media sudah melesat begitu rupa dengan berbagai muatan yang sudah banyak meninggalkan dan melupakan etika. Misalnya: berita tentang Perceraian artis yang diblow-up sedemikian rupa atau tersangka kejahatan tertentu disuruh melakukan rekonstruksi pada saat diwawancarai wartawan,dan masih banyak contoh lain lagi. Padahal bagi artis tersebut, persoalannya merupakan ruang private dan bagi tersangka perlu ditunjukkan azas praduga tak bersalah dulu.

Kultur Komunikasi kita masih komunikasi oral. Sehingga rumor dan gossip itu menjadi hal yang banyak dikonsumsi. Dan Media menyajikannya terus menerus atas nama rating.

Prof. Hotman mengatakan bahwa kesiapan substansial dari kultur kita menjadi amat penting untuk menghadapi serangan Media.

| 0 komentar ]


Nama gadis ini Inganta. Umurnya sekarang sekitar lebih dari 20 tahun saya kira.Saya bertemu dia di Berastagi tahun 2006. Pada waktu itu dia ada dalam penanganan Women Crisis Centre milik GBKP. Mungkin sekarang dia juga masih ada di sana. Sayangnya sudah sulit menghubungi dia karena Inganta ini memakai nomer yang berganti-ganti kalau mengirim SMS. Terakhir dia mengirim pesan satu tahun lalu.Semoga ada yang bisa menolong saya bisa kontak lagi dengan dia.

Saya masih ingat waktu kami bertemu, dengan hati-hati saya menanyakan kesediannya untuk saya potret. Saya pikir dia akan menolak, tetapi saya salah. Dengan senyum senang dia bersedia sambil berkata," Tapi aku ndak cantik lho, kak!". Kalimat yang bagi saya mengandung kegelisahan. Dan dengan segera dia berpose tanpa arahan.Selesai dipotret, dia bercerita asal mula terjadinya tragedi yang merusakkan wajahnya tanpa saya minta.

Orang tua Inganta petani di pedesaan Berastagi. Dan sambil menjaga ladang, mereka juga mengasuh anak-anak mereka seharian. Biasanya mereka membakar semak dan kayu-kayu kecil untuk mengusir dingin dan serangga. Inganta yang malang ini ketika berumur 1 tahun tanpa diketahui orang tua dan kakaknya masuk ke dalam api dan mengalami luka bakar serius di wajahnya. Gereja kemudian berusaha menolong dan menampungnya,semoga sampai saat ini.

Inganta pernah bercerita bahwa suatu kali ada sesorang dalam bis yang menanyakan sebab kerusakan wajahnya. Selesai bercerita, orang itu merespon dengan menyalahkan orang tuanya karena lalai mengasuh Inganta. Tapi Inganta menepis tuduhan orang itu dan mengatakan bahwa semua itu bukan kesalahan orang tuanya tetapi kecelakaan semata.

Dari situ saya tahu betapa luar biasanya Inganta ini. Saya selalu melihat keceriaan dalam perilakunya selama hampir seminggu saya ada di Women Crisis Centre tempat dia tinggal waktu itu.

Inganta cantik dalam pandangan saya meskipun bukan dengan deskripsi kecantikan yang dianut banyak orang.Meskipun pertemuan kami singkat tetapi dia salah satu yang istimewa, gadis biasa yang luar biasa.

| 0 komentar ]

Alasan untuk mempelajari content media dalam cara yang sistematik pada awalnya membendung efek potensial dari komunikasi massa baik yag diharapkan maupun tidak, juga dikarenakan munculnya keinginan untuk mengerti bentuk content itu sendiri bagi khalayak. Riset awal berdasar pada asumsi bahwa content merefleksikan tujuan dan nilai-nilai yang dianut oleh penciptanya, kurang atau lebih dapat ditemukan atau diduga dalam pesan/messages dan bahwa penerima pesan akan mengerti isi pesan seperti yang diharapkan oleh produsen.Sehingga efek dapat ditemukan dari pesan yang terlihat yang dibangun dalam content. Lebih luas lagi, content dari media massa seringkali dianggap sebagi bukti terpercaya tentang budaya dan masyarakat di mana content itu diproduksi. Dari sini kita bisa melihat bahwa studi terhadap content media itu sangat kompleks dan menantang.
Motif utama yang mengarahkan untuk mempelajari content media ada beberapa :
• Describing and comparing media output.
• Comparing media with social reality
• Media content as reflection of social and cultural values and beliefs
• Function and effect of media
• Evaluating of media performance
• Assessing organizational bias
• Audience analysis
• Question of genre, textual and discourse analysis, narrative and other formats.

Dasar dari krik terhadap content media ini adalah pendekatan Marxism dimana akan selalu dilihat ketidakseimbangan/inequality-nya.
• Kritik dalam iklan dan commercialism
• Mempertanyakan kualitas budaya dalam media
• Media massa dan kekerasan
• Kritik berdasarkan gender

Dalam melihat content media juga perlu melihat STRUCTURALISM AND SEMIOLOGY

Strukturalisme mengacu pada bagaimana makna diproduksi dalam teks, dalam hal menggunakan struktur bahasa tertentu yang terdiri dari tanda/signs, narrative atau mitos. Kata struktur secara tidak langsung merupakan hubungan antar elemen yang konstant dan teratur. Struktur diletakkan dalam dan di bentuk oleh budaya tertentu/particular cultures-lebih kepada sistem yang lebih luas dari meaning,reference and signification. Semiologi/semiotik merupakan versi spesifik dari pendekatan strukturalis ini. Tokoh di dalamnya adalah Saussure, Saunders Peirce, Roland Barthes). Yang perlu diperhatikan adalah :
• Connotation and Denotation (makna laten dan makna manifest dari text)
• Uses of semiology
• Information Theory
• Applications of information theory in the study of content
• The evaluative dimension of information

Juga perlu memperhatikan MEDIA PERFORMANCE DISCOURSE yaitu :
• Freedom and independence
• Content diversity

| 0 komentar ]

Minggu ini berbicara soal Epistemologi berkenaan dengan Rasionalisme dan Empirisme( Bp. Budi Setiawan). Rasionalisme adalah cara pikir asumsi formal logik ( Deduktif). Karena berangkat dari asumsi maka A-priori.
Contoh :

  • Semua makhluk hidup pasti mati
  • Burung elang ini adalah makhluk hidup maka burung elang pasti mati.
Meskipun mungkin burung elang yang dimaksud belum mati, tidak menjadi masalah. Yang penting asumsinya bahwa burung elang sebagai bagian dari makhluk hidup pasti mati.

Sedang Empirisme berpola pikir Induktif. Mencari generalisasi. Bersifat verifikatif dan A-posteriori.
Contoh :
  • Logam emas dipanaskan memuai
  • Logam besi dipanaskan memuai
  • Logam baja dipanaskan memuai,dst
  • Maka semua logam jika dipanaskan akan memuai.(Generalisasi)

Ilmu Pengetahuan itu Empirical and Rational Testing. Jadi dalam ilmu pengetahuan, Empirisme dan Rasionalisme saling menguji.

| 0 komentar ]

Saya sering mendapat pertanyaan berkenaan dengan ilmu baru yang saya geluti sekarang. Banyak orang dalam pembicaraan dengan saya berusaha mencari kecocokan antara apa yang saya pelajari sekarang dengan implikasi praktisnya nanti setelah saya selesai menuntut ilmu. Mengingat ilmu yang saya geluti sekarang sangat rasional empiris dan obyeknya nyata. Sementara ilmu sebelumnya yang telah saya miliki dianggap ilmu abstrak yang tidak bisa diukur, dibobot dan tidak perlu pembuktian ( bukan semacam ilmu kanuragan seperti milik Brama Kumbara atau Mantili lho!). Oleh karena itu saya tuliskan saja di sini apa-apa yang saya pelajari sekarang supaya setidaknya pertanyaan-pertanyaan yang sering dilontarkan kepada saya berkenaan dengan korelasi antara ilmu Media dan Komunikasi dengan tugas praktis saya bisa ditemukan.

Semester satu ini kuliah yang harus kami ikuti adalah : Filsafat Ilmu Sosial yang dipandhegani oleh begawan FISIP Unair yaitu Prof. Soetandyo Wignyosoebrata dan kadang –kadang Budi Setiawan,Msi (pengajar dari Dept. Anthropologi), Kemudian Teori Sosial diajar oleh DR.Mustain Mashud (pengajar dari Depart.Sosiologi)wakil dekan FISIP Unair, lalu Teori Komunikasi oleh Dra. Sri Moerdijati,MS (pengajar dari Depart.Komunikasi). Sedang Metode Penelitian Sosial diajar oleh 3 pengajar yaitu DR.Emmy, Sutinah,MS, DR. Daniel Sparingga (semuanya dari Depart.Sosiologi). Terakhir adalah Sosiologi Media oleh Rachmah Ida, Ph.D dan Prof.Hotman Siahaan (ini gabungan dari Depart. Komunikasi dan Sosiologi- mohon maaf titelnya tidak ditulis dengan komplit).

Pelajaran telah berlangsung setengah semester. Sayang sekali baru bisa saya ceritakan di pertengahan ini karena berpikir membuat blog baru saja. Itu saja saya pilih point-point saja. Saya senang kalau teman-teman yang membaca bisa melengkapi tulisan review pelajaran yang saya dapatkan.

| 0 komentar ]


Memiliki foto ini sangat berharga untuk saya karena bisa menolong saya tidak hanya mengingat tetapi bisa melihat prejengan teman-teman dan saya sendiri di masa itu. Memang ada beberapa teman yang tidak terlihat di foto ini, tetapi saya pikir saya pasti tidak akan lupa meskipun tanpa melihat prejengan mereka.
Beberapa di antara mereka masih kontak sampai sekarang tetapi beberapa yang lain tidak ketahuan rimbanya. Mungkin mereka sudah menjadi bos perusahaan, pegawai bank, guru-guru, pekerja perusahaan, tukang roti, tukang becak, dan sebagainya. Tapi di foto ini ada kakak tingkat entah tahun berapa dan siapa namanya (maaf ya kak!).Nampaknya kakak ini baru mengikuti stage (mata kuliah praktek) bareng kami angkatan 1995.Semoga semua ada di jalan yang benar  .

| 0 komentar ]

Pertemuan dengan teman-teman se-profesi selalu menyenangkan. Selalu ada tawa, saling melempar guyonan dan membawa suka cita. Hari ini pertemuan pertamaku dengan teman-teman se-profesi di lingkungan kerja daerah ini. Membicarakan proggram-proggram apa saja yang akan dilakukan pada tahun 2009 berkaitan dengan studi bersama.Foto ini kelihatan serius ya tetapi sebenarnya tidak banyak yang kami bicarakan serius sekali karena nampaknya acara-acara semacam ini dipakai lebih untuk saling bercerita. Atau mungkin karena tempatnya yang terlalu nyaman. Dalam foto( yang diambil tidak memakai ilmu fotografi) yang kelihatan gegernya dan sudah pasti big size ini tuan rumahnya. Namanya Rev. Joned alias Jojo alias Jomblo. Kami diterima di sebuah gubug yang dijadikan bale bengong, dengan banyak mangga ( yang ada dalam karung beras bulog itu dengan tas plastik supaya nanti kami bisa membawanya pulang…sayang anak…sayang suami/isteri, dan sayang kucing karena di antara kami ada yang belum menikah juga!).Makanan tradisional jajan pasar dan masakan-masakan jawa yang enak juga dimasakkan untuk kami bukan oleh Rev. Jojo pastinya. Juga semilir angin yang sepoi-sepoi ditambah beberapa dari kami harus segera pulang karena ada urusan lain dan memang belum ada topik khusus untuk belajar bersama maka acara tersebut cepat selesai.
Pembicaraan kami betul-betul ngalor-ngidul karena terdiri dari berbagai macam hal, mulai dari hal-hal yang abstrak sampai hal-hal yang konkrit semacam uang. Dan semuanya berjalan begitu mengalir dan penuh tawa. Itu ciri khas kami kalau bertemu dalam acara semacam ini. Memang pembicaraan masih menyisakan Pekerjaan Rumah utamanya untuk menyusun rencana tertulis dari rencana yang sudah dibicarakan . Sayang sekali saya tidak bisa menceritakan di sini detail-detail pembicaraan yang ngalor-ngidul tadi karena rahasia perusahaan :-)

| 0 komentar ]

Minggu kemarin ada ibadah anak-anak dalam rangka hari raya Persembahan. Wah, sungguh berkeringat! Mengajar anak-anak dalam jumlah banyak selalu hal yang tidak mudah untuk saya. Memilih kata-kata yang tepat untuk menjelaskan konsep-konsep yang abstak, metode menarik yang membuat mereka bisa memfokuskan pikiran pada apa yang akan saya sampaikan meskipun hanya sebentar. Menghargai reaksi mereka, dan sebagainya. Ibadah anak adalah tantangan tersendiri untuk saya. Apalagi hari itu anak-anaknya dicampur antara Batita,Balita, Madya dan Pratama.

Tetapi saya coba dengan bercerita tentang “mempersembahakan yang terbaik” (sesuai tema yang diusung panitianya). Saya mengawali dengan cerita 2 boneka yang salah satunya sengaja memberikan pulpen yang jelek kepada temannya yang lupa membawa pulpen ke sekolah. Karena pulpennya habis tinta maka teman tersebut jadi tidak bisa menulis. Padahal yang diberikan mestinya yang layak pakai, dan bahkan mestinya yang terbaik.Saya membawa cerita ini untuk memberi penjelasan bahwa aktifitas memberi itu adalah bagian dari kehidupan termasuk dalam kegiatan keagamaan.

Mempersembahkan sama dengan memberi. Memberi kepada Gereja untuk kegiatan-kegiatan gereja. Kita memberi persembahan dalam berbagai macam bentuk baik abstrak maupun real. Persembahan atau aktifitas memberi ini dilakukan karena manusia bersyukur.Bersyukur/berterima kasih karena berkat Tuhan. Itu inti dari apa yang saya sampaikan. Saya mencoba menuliskan key word semacam MEMBERI-TERBAIK-BERSYUKUR-BERTERIMA KASIH. Saya meminta mereka mnegulangi untuk membaca key words tertulis tersebut menirukan saya dengan harapan mereka mengingat apa yang disampaikan dan setidaknya mengerti pokok-pokoknya.

| 0 komentar ]

Slamat datang di blog ini,
Sejak pindah dari Dinoyo awal Agustus 2008 lalu, sekarang kami menjalani situasi baru. Selalu menyenangkan, utamanya bagi saya karena sudah sejak kecil acara pindah-pindah itu sudah menjadi semacam kebiasaan. Lahir di Pacitan, tinggal di Wonokarto (ini bukan antah berantah, tetapi satu desa di Kabupetan Pacitan yang waktu itu amat terisolir karena kalau pergi ke kota kecamatan harus berjalan kaki berjam-jam, sedangkan kendaraan hanya ada pada saat hari pasaran jawa itupun truk besar yang di dalamnya kami ditemani kambing, drum minyak dan sayur-mayur. Belum ada listrik, televisi apalagi internet yang dikenal di sana. Pada musim kemarau kami harus ngangsu air di belik dekat rumah dinas bapak yang tidak selalu terisi air. Kalau kemarau parah maka kami pergi mencari belik di tempat lain).
Umur 6 tahun, kami pindah ke kecamatan Lorok, kami tinggal di desa Tanjung Pura. Kelas 5 Sekolah Dasar, harus pindah lagi ke pusat kecamatan namanya Desa Wiyoro yang lebih civilised daripada desa lain kala itu. Di desa itu sampai Sekolah Menengah Pertama sekitar tahun 1992. Di tempat-tempat itu selalu terekam dalam memori saya keindahan alam yang sangat orisinil, juga masyarakatnya menyenangkan dan sangat ramah, tipikal pedesaan. Ketika Sekolah Menengah Atas saya pindah ke Ngoro Jombang tempat moyang saya sementara orang tua masih tetap di Wiyoro.
Kemudian seterusnya ke Yogyakarta untuk kuliah, lalu menjalani Vikariat di Wonorejo Asembagus, Rungkut Surabaya dan Dinoyo Malang. Lalu Ordained di Dinoyo tahun 2003. Setelah 6 tahun di Dinoyo, saya menjalankan tugas belajar ke Surabaya. Dan seterusnya tentu masih banyak cerita kepindahan lain karena memang demikian tugas yang harus dijalani.

Kuliah ini baru saja mulai, tepatnya awal September 2008. Menarik karena pengalaman baru bagi saya untuk keluar kandang dan belajar ilmu yang berbeda dari yang saya geluti hampir 10 tahun belakangan ini. Bagaimanapun juga, sesuatu yang baru pasti memerlukan adaptasi-adaptasi. Apalagi lingkungan yang harus dihadapi. Untunglah di sini tidak terasa tercabut dari akar karena masih masih ada teman-teman yang datang berkunjung dan sekedar say hello, juga kadang-kadang masih diundang ngumpul-ngumpul dengan teman-teman. Jadi secara umum, baik-baik saja,mendapat banyak teman baru.

Suatu hari suami menawari blog untuk saya (nge-blog memang sedang nge-trend), blog gratisan yang ndak usah pake bayar hosting dan beli template. Karena ketika browsing saya selalu ngetik nama teman-teman mencari kontak di dunia maya. Maka saya dibantu mencari domain, template dan hal-hal teknis lainnya supaya saya bisa cerita apa saja pengalaman saya.Saya juga bisa berbagi dengan teman-teman yang nampaknya beberapa juga senang mondar-mandir di dunia maya. Mungkin suami saya berpikir saya kesepian, atau dia mencarikan saya media sendiri supaya tidak ngrusuhi dia kalau sedang bekerja. However, semoga apa-apa yang saya ceritakan bisa jadi menarik atau paling tidak akan menjadi review saya sendiri.
Terima kasih untuk mengunjungi blog ini.