| 0 komentar ]

Suasana kebaktian pemuda memang selalu semarak. Gedubrak-gedabruk band menjadi ciri kebaktian-kebaktian pemuda di GKJW saat ini. Tentu saja tidak salah wong itu bagian dari ekspresi jiwa muda. Jadi ya sah-sah saja! Pokoknya ndak pakai tripping(ini istilah lama untuk godhag-godheg ekstase ngawur). Hari ini tema kebaktian "Jangan memandang muka(LAI)" atau "Jangan membeda-bedakan orang berdasarkan hal-hal lahir"(BIS).

Tentunya inti dari bacaan ini adalah bahwa iman itu harus mewujud dalam perbuatan. Dan ini pasti sudah diamini oleh semua orang. Perbuatan yang seperti apa? Perbuatan yang sederhana saja, semisal menghargai siapapun yang kita temui tanpa menaruh curiga lebih dulu. Memanfaatkan setiap pertemuan untuk menghasilkan dan membagi hal yang positif.

Pengalaman yang menggugah adalah ketika acara sudah selesai, saya mengobrol dengan salah satu Pemuda yang ternyata kuliah di Malang. Ada statement yang mengejutkan bagi saya ketika dia berkata,"Saya ke tempat lain kalau ibadah. Lha di Malang ndak ada GKJW lho,bu!?". Spontan saya berkata,"Lho mas, Malang iku Gudange GKJW, onok Talun/Malang, Tulang Bawang, Sukun, Dinoyo, Tunjung Sekar,dst!". "Iya tah,bu! Wah saya ndak tau!"jawabnya.
Pulang ke rumah, saya pikirkan terus kata-kata mas tadi. Akhirnya saya tulis saja di sini daripada bingung dhewe.

0 komentar

Posting Komentar

Silahkan berkomentar