| 3 komentar ]


Sebenarnya tidak aneh kalau anak pasti mirip orang tuanya. Tetapi apa yang terlihat ini membuat saya terus merasa amazing dengan betapa luar biasanya hidup. Saya sudah pernah melihat bagaimana seseorang ketika melihat tingkah polah anaknya atau foto anaknya jadi ingat masa kecilnya. Rupanya tidak terkecuali saya ketika melihat pose ndhoweh saya tahun 1978 dan anak saya yang juga sedang pose ndhoweh tahun 2008 seperti terlihat ini.

Kalau berbicara tentang anak tentu tidak ada habisnya. Orang Jawa mengatakan “Wingka katon Kencana” bagaimana seseorang memandang dan berpandangan tentang anaknya. Suatu kali ketika saya sedang menceritakan betapa lucunya manusia yang lahir dari rahim saya lalu seorang kolega mengatakan “ Yo mesti ae wong anak anjing aja lucu kok!”. Tentu kalau sekedar tentang kelucuan ya sepakat saja bahwa memang mahkluk-makhluk yang masih kecil itu lucu, baik anak kucing, anak singa, anak gajah bahkan anak kutu. Small is beautiful begitu mungkin, meski tidak semua yang kecil-kecil begitu menyenangkan. Tetapi tentu kecilnya dan lucunya mahluk yang namanya manusia beda dong!

Yang paling menarik tentang makhluk kecil ini sebenarnya soal masa pertumbuhan dan masa depan. Sering dibayangkan dulu ketika masih sangat bayi dan pada saat sudah bisa mulai mengoceh, mulai jalan, dst. Fase-fase bertahap yang menurut senior harus dinikmati karena kita tidak akan merasakan kembali emosi fase-fase itu kecuali kita punya anak lagi. Dan setiap melihat anak selalu terpikir bagaiman dia nanti di masa depan.Setiap orang tua pasti pengen anaknya mengecap pendidikan paling baik, hidup paling bermutu, sehat jasmani dan rohani, dan seterusnya. Makanya punya anak itu sebenarnya cari kerjaan, jadi kalau kerjaannya banyak lebih baik jangan punya anak!hehe

Belum lagi ada statement bahwa anak-anak Reverend itu seringkali bermasalah. Karena orang tuanya sibuk mengurusi orang lain sehingga anaknya sendiri tidak sempat diperhatikan. Belum lagi beban psikologis yang harus ditanggung anak karena ada di bawah bayang-bayang pekerjaan orang tuanya. Sehingga si Anak terus diwanti-wanti untuk tidak jadi apel busuk atau black sheep of the family.

Senior mengatakan biarlah anak tumbuh dengan normal tanpa tekanan dan tanpa beban. Biarlah dia menjadi apa adanya dia. Senior ini pasti sudah membaca seri pendidikan anak atau belajar psikologi anak. Dan itu benar adanya dan semestinya demikian.Tetapi anak-anak kita mau tidak mau memang sedikit banyak harus menanggung akibat dari pekerjaan orang tuanya ini. Meskipun sekecil ini juga sudah bisa protes, tiba-tiba nempel terus ndak mau ditaruh atau menangis ketika kita melambaikan tangan akan pergi padahal biasanya balas melambaikan tangan. Kalau sudah begitu pikiran tidak tenang. Lain kalau kita pergi dibarengi lambaian tangan dan senyum manisnya, rasanya tenang dan bersemangat. Jadi orang tua itu what a job! Tapi anak tidak minta dilahirkan, orang tua yang pengen punya anak! Makanya berusaha jadi good parents! Semoga si anak bisa jauh lebih baik dalam segala hal daripada orang tuanya.

3 komentar

Anonim mengatakan... @ 3/12/08 10:19 PM

mba..k, Hita kok wis gedhe ya.. dadi kaya kelingan nek tambah tuwa wae.. sedhiluk maneh, isa kotbah arek iku. like mother jare..

Anonim mengatakan... @ 4/12/08 6:11 AM

kowe lagi nostalgia to din? apa yang ada padamu melekat ning anakmu.. tapi eling din, anakmu dudu kowe. dia juga pribadi yang lain darimu, dadi ya trimalah yen mengko dia nduwe pribadi yang beda denganmu..
halah..marahi pingin wae..

Dini mengatakan... @ 11/12/08 7:03 PM

@Anto& Kris:Lha yo wis ndang nyusul to. Rasah ngenteni Hita sekolah. Lek bengong iwak-iwakku nang air terjun blog iki di klik.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar