| 0 komentar ]

Slamat datang di blog ini,
Sejak pindah dari Dinoyo awal Agustus 2008 lalu, sekarang kami menjalani situasi baru. Selalu menyenangkan, utamanya bagi saya karena sudah sejak kecil acara pindah-pindah itu sudah menjadi semacam kebiasaan. Lahir di Pacitan, tinggal di Wonokarto (ini bukan antah berantah, tetapi satu desa di Kabupetan Pacitan yang waktu itu amat terisolir karena kalau pergi ke kota kecamatan harus berjalan kaki berjam-jam, sedangkan kendaraan hanya ada pada saat hari pasaran jawa itupun truk besar yang di dalamnya kami ditemani kambing, drum minyak dan sayur-mayur. Belum ada listrik, televisi apalagi internet yang dikenal di sana. Pada musim kemarau kami harus ngangsu air di belik dekat rumah dinas bapak yang tidak selalu terisi air. Kalau kemarau parah maka kami pergi mencari belik di tempat lain).
Umur 6 tahun, kami pindah ke kecamatan Lorok, kami tinggal di desa Tanjung Pura. Kelas 5 Sekolah Dasar, harus pindah lagi ke pusat kecamatan namanya Desa Wiyoro yang lebih civilised daripada desa lain kala itu. Di desa itu sampai Sekolah Menengah Pertama sekitar tahun 1992. Di tempat-tempat itu selalu terekam dalam memori saya keindahan alam yang sangat orisinil, juga masyarakatnya menyenangkan dan sangat ramah, tipikal pedesaan. Ketika Sekolah Menengah Atas saya pindah ke Ngoro Jombang tempat moyang saya sementara orang tua masih tetap di Wiyoro.
Kemudian seterusnya ke Yogyakarta untuk kuliah, lalu menjalani Vikariat di Wonorejo Asembagus, Rungkut Surabaya dan Dinoyo Malang. Lalu Ordained di Dinoyo tahun 2003. Setelah 6 tahun di Dinoyo, saya menjalankan tugas belajar ke Surabaya. Dan seterusnya tentu masih banyak cerita kepindahan lain karena memang demikian tugas yang harus dijalani.

Kuliah ini baru saja mulai, tepatnya awal September 2008. Menarik karena pengalaman baru bagi saya untuk keluar kandang dan belajar ilmu yang berbeda dari yang saya geluti hampir 10 tahun belakangan ini. Bagaimanapun juga, sesuatu yang baru pasti memerlukan adaptasi-adaptasi. Apalagi lingkungan yang harus dihadapi. Untunglah di sini tidak terasa tercabut dari akar karena masih masih ada teman-teman yang datang berkunjung dan sekedar say hello, juga kadang-kadang masih diundang ngumpul-ngumpul dengan teman-teman. Jadi secara umum, baik-baik saja,mendapat banyak teman baru.

Suatu hari suami menawari blog untuk saya (nge-blog memang sedang nge-trend), blog gratisan yang ndak usah pake bayar hosting dan beli template. Karena ketika browsing saya selalu ngetik nama teman-teman mencari kontak di dunia maya. Maka saya dibantu mencari domain, template dan hal-hal teknis lainnya supaya saya bisa cerita apa saja pengalaman saya.Saya juga bisa berbagi dengan teman-teman yang nampaknya beberapa juga senang mondar-mandir di dunia maya. Mungkin suami saya berpikir saya kesepian, atau dia mencarikan saya media sendiri supaya tidak ngrusuhi dia kalau sedang bekerja. However, semoga apa-apa yang saya ceritakan bisa jadi menarik atau paling tidak akan menjadi review saya sendiri.
Terima kasih untuk mengunjungi blog ini.

0 komentar

Posting Komentar

Silahkan berkomentar