| 1 komentar ]

Waktu kuliah (mungkin sampai sekarang) kami-kami ini seringkali melakukan hal yang aneh-aneh dan konyol-konyol. Entah karena kekreatifan kami atau karena kebanyakan stress mikir bayar uang asrama. Tapi ajaibnya waktu itu kami berenam bisa-bisanya berpikir pergi ke Bromo untuk pelesir selesai Ujian Akhir Semester 4 (kalau tidak salah!). Berbekal tekad (soalnya dana tipis tapi bonek!) kami Mas Iwan, Amy Otemusu (dimana dirimu sekarang?), Si Antok, Si Devi dan Si Natael, beserta diri saya berangkat ke Bromo. Pikiran kami nanti tidur di pinggir-pinggir toko atau di mana-lah. Mungkin karena tebalnya iman kami (????) sehingga tidak berpikir bagaimana nanti kalau dinginnya luar biasa dan sebagainya.

Betul! Sesampai di Bromo kami sangat girang,ciaaamikk!.Tetapi dingin yang begitu luar biasa lama – kelamaan menjadi kekhawatiran juga. Masak mau tidur di alam terbuka, bisa-bisa besoknya jadi patung es dan masuk pameran. Maka kami berusaha mencari jalan.

Sambil berpikir, muncul ide yang bagus. Kalau misalnya besok kami benar-benar jadi patung es maka foto ini akan jadi saksi bahwa kami benar-benar manusia. Jadilah kami masuk ke dalam sarung (entah milik siapa sarung itu sudah lupa! Baunya juga tidak teringat lagi). Siapa yang akan motret? Akhirnya kami pilih Amy Otemusu orang Kupang itulah sang juru potrek-nya.
Satu persatu kami masuk ke dalam sarung dengan pikiran yang bersih. Kami yang di dalam sarung itu: Devi cewek Medan yang kelihatan kepalanya saja, lalu laki-laki sebelahnya adalah Natael ( sekarang mereka sudah suami isteri - gara-gara sarung itu…haha- dan bulan depan akan segera punya bayi lagi, anak ke-dua), lalu yang pakai kacamata itu namanya Antok (kabarnya akan segera menikah! Undangannya ya. Nanti kalau pulang kami dibawain wingko lho.Inga…inga…thingg!…hehehe), trus cewek yang satunya yang paling manis itu tentu saja saya (Ih narcisss!hahaha). Dan last but not least yang sepuh dan pakai topi itulah yang namanya mas Iwan. Beliau ini yang memotivasi kami dan meyakinkan kami bahwa meskipun uang sedikit tetapi kami tidak akan jadi patung es di Bromo.( Sameniko wonten pundi, mas?Mbok ngendhangi kula?).

Dan benar, kepiawaian mas Iwan me-lobby memang tidak perlu diragukan lagi. Beliau ini mencari akal sambil jalan-jalan dan akhirnya bertemu siswa-siswa praktek dari SMK Malang yang bekerja di Hotel dan tinggal di sebelah hotel tersebut. Dengan mengerahkan ilmu bahasa Ngalam yang terkenal itu jadilah kami diterima sebagai penginap gratis di wisma mereka. Leganya hati ini bertemu orang-orang murah hati seperti mereka.Tuhan memang baik!!!

1 komentar

ABC Shop mengatakan... @ 23/11/08 11:44 AM

Hahaha... itu aku.. itu aku.. masa-masa edan,kenangan takterlupakan.
foto itu ga bisa menggambarkan hebohnya suasana saat itu. teriakan, tawa, canda, rebutan masuk sarung..semua terbungkus dalam persahabatan yang terasa sangat erat saat itu. sehidup semati, apapun yang terjadi akan dihadapi bersama, meski kemampuan kantong sangat tipis untuk bayar penginapan. tapi berbekal niat dan keinginan yang kuat dan yg penting persahabatan yang kompak meski terkadang tidak selalu sependapat, kami mampu mewujudkan keinginan untuk melihat karya Tuhan dalam indahnya gunung bromo. dan keindahan itu terlihat semakin terasa indah dalam persahabatan kita.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar